PUSARAN
PENANTIAN
dengan puluhan kupu-kupu
dengan ribuan semut
terdengar sudah derap langkapmu
sekian lama ku menunggu
tanpa bimbang lagi
ya
aku di sini
dan ku menyadari tanganku
tak kan mampu meraihmu
adakah kau di sana
masih berdiri kuat kau yang di sana?
setelah kau tenggelam
ke dalam tidur yang lelap
kamar demi kamar pun telah kau jajah
bahkan dua kali dalam sehari
tak peduli siang
tak peduli malam menggulung kampung
satu hal tak ku sadari
kau melirikku dari sana
menyapaku tanpa kata-kata
keangkuhan teramat dalam
kerinduan di balik topeng angkuhmu
dengan kecekatan
dengan sengit
ku jaring dan ku sekap segala di hadapmu
dalam timba emosiku
dengan tangkas
kulipat langit
kainnya yang berteburan permata
kainnya yang bermeter-meter
ku selimutkan pada tubuh telanjangku
menantimu
ya masih menantimu hingga tarianmu kedua puluh lima
apakah mimpi ini terlalu berlebihan?
barangkali aku tak pantas mengaharapkanmu
membuka pintu kamarku dan bercinta
dengan mata rindu
makin mendekat makin siap
nafas beringas di malam kelabu
jangan sadarkan aku
dalam pelukan pemangsa itu
tiga ribu enam ratus detik bersamamu
serasa satu kedipan mata
biarkan ku merasakan pelukan ini
sebelum kau lepas dan berganti masa
dengan apa kusebut dirimu dengan segumpal rambut keriting
dengan seluruh benda mati memenangkan tempat di sisimu
dengan sebulat uang koin
dengan sekotak buku
dengan segumpal gunung
yang bercinta menampakkan wujudmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar