Realita
Hangusnya Perkampungan Kumuh
manusia layak binatang
buas
bergerak menjanjikan
oksigen di kali
nyatanya menjadi batu
bahkan kotoran kali
sekalipun
adalah aku
aku adalah arus kali
yang layak menerjang
sampah kotoran kaliku
semestinya kaliku
mengalirkan gairah para petani
menyuburkan padinya hingga
menguning
air surut dan cahaya makin
beringsut
oksigen yang kau janjikan
monoksida yang kau berikan
pengap dan lembab di dada
merusak alveolusku
kejaran nafsu kautitipkan
pada senja yang menjaga
rahasia
asap hitam bergulung
menggusur jiwa yang terusir
rumah letak punggung
bersandar
terlahap ludas oleh api
melahap amis darah
sepasukan orang miskin
terluka
hati terpanggang gosong
lantas tak punya muara
hidup
api menerjang pemukiman
tanpa ampun
detik bersambung detik
tinggal puing-puing dan
kepulan asap
membumbui wajah malang
lempung
jiwa yang terkubur
tetes darah belum
mengering dari kain kafannya
disambut reruntuhan air
mata miskin
melihat gajah membangun
puri yang megah
hatimu kering kerontang
disekap kemarau yang
panjang
ada banyak berhala dalam
hati
berdiri menegakkan bendera
namamu
seolah hatimu tanpa cacat
meninggalkan pabrik-pabrik
rupiah yang lusuh
dengan menjerit menolak
keserakahan dan kejahatan
melegalkan persekongkolan
tim pencari fakta
diselimuti kerahasiaan.
sungguh kepalsuan yang
bijaksana
kepalsuan berkedok
pembangunan ekonomi
layak disebut kemenangan
di atas luka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar